Thursday, November 5, 2009

Daun Seledri Obatn untuk Alergi dan Keracunan

Seledri adalah sayuran yang tidak asing bagi kita. Ia sering kita temui dalam sayur sup, kuah bakso, dalam masakan capcay dan salad. Kehadirannya membuat masakan menjadi lebih sedap, karena ia memberi rasa dan aroma yang khas. Sayuran yang lebih segar dimakan mentah atau dimasak sebentar itu, sesungguhnya bukan hanya bermanfaat sebagai penyedap masakan saja, tetapi juga bisa dimanfaatkan sebagai obat.

Selain sebagai obat penyakit kulit, seledri sangat dianjurkan untuk mengatasi peracunan pada darah dan menyembuhkan alergi. Ia bisa dipakai sebagai obat tanpa campuran apapun, tetapi juga bisa dicampur dengan bahan lain misalnya dengan jus ketimun, wortel dan bit.

Obat Raja
Dari buku Heinerman’s Encyclopedia of Healing Juices karya John Heinerman dikatakan bahwa Raja Henry VIII dari Inggris (1491-1547) yang memiliki banyak selir menderita penyakit kulit pada wajah, tangan serta kakinya. Dengan penyakitnya itu penampilan Raja Henry sangat buruk.

Dia dikenal sebagai raja yang terpaksa membunuh beberapa selirnya karena mereka tak bisa menahan raja jijiknya terhadap sang raja. Sementara itu penyakitnya semakin parah. Mungkin ini diakibatkan kebiasaan makan sang raja yang terbilang rakus.

Raja yang gemar makan masakan daging berlemak, kue-kue manis, minuman anggur ataupun minuman keras, membuat kondisi kesehatannya semakin menurun, bahkan wajah dan bagian tubuh lainnya semakin buruk.

Dokter-dokter kerajaan mengobati sang rasa dengan berbagai macam saleb. Ternyata itu hanya sedikit memberi manfaat. Sampai akhirnya dokter istana mencoba memberi “obat alternatif ” seperti yang banyak dilakukan rakyatnya. Raja dianjurkan minum jus smallage yang di kemudian hari disebut sebagai jus seledri.

Beberapa batang seledri bersama daunnya ditumbuk, kemudian air perasannya yang sedikit itu diminumkan setiap hari. Setelah beberapa hari terlihat adanya kemajuan . Lambat laun kulit di wajah maupun di badannya semakin baik.

Pengobatan ini sebenarnya memberi hasil yang menggembirakan. Tetapi sayang, kebiasaan makan buruk sang raja membuat kemajuannya sangat lamban. Untung para dokternya sabar dan telaten, sehingga akhirnya rajapun bisa sembuh, walaupun dalam tempo yang lama.

Mengandung Alkaline
Menginjak paku karatan, kotoran masuk ke dalam luka, infeksi saluran kencing, luka bakar yang melebar adalah beberapa kasus yang menyebabkan terjadinya sepsi atau septicemia atau yang lebih dikenal sebagai peracunan pada darah.

Pengobatan dengan seledri yang mengandung garam mineral yang tinggi bisa membuat darah mengandung banyak alkaline. Padahal bakteri penyebab peracunan darah lebih cepat berkembang dalam darah yang berkondisi asam ketimbang darah berkondisi alkaline. Dengan hadirnya seledri kedalam tubuh akan sangat membantu melepaskan dari peracunan darah.

Dari pengalaman pribadi John Heinerman, ditemukan adanya hubungan kuat antara gula yang dikonsumsinya dengan reaksi-reaksi alergi. Makan dua buah kurma atau beberapa buah permen saja bisa terjadi alergi seperti bersin-bersin, gatal-gatal di mata atau gatal di badan sangat terasa sekali.

Setelah diobati dengan minum setengah cangkir perasan seledri setiap pagi, dalam beberapa hari saja sudah menghilangkan gejala alergi tadi. Pada akhirnya Heinerman menyimpulkan, kandungan garam mineral yang kuat pada seledri lah yang membuat darahnya mengandung alkaline.

Cairan perasan seledri terasa agak pahit, tetapi menyegarkan. Sebagai pengobatan ia bisa dipakai tanpa campuran apapun. Namun bagi yang punya masalah dengan livernya, sebaiknya dicampur dengan jus buah timun, jus wortel dan jua bit.

Bagi yang memiliki alat juicer, sebaiknya wortel, ketimun dan bit masing-masing satu buah atau kira-kira 1 ons dijus terlebih dahulu. Kemudian hasil cairannya untuk membelender beberapa batang seledri berikut daunnya. Minumlah pagi dan sore setiap hari.

Karena bit tergolong sulit di dapat, maka untuk campurannya boleh hanya menggunakan timun dan wortel saja. Bahkan untuk yang tidak ada masalah dengan livernya, justru dianjurkan hanya memakai seledrinya saja. Kalau membuat jus atau menumbuk seledrinya sulit, bisa juga diblender dengan mencampuri sedikit air putih.

Boks: Seledri Hijau dan Seledri Kuning
Seledri atau Apium Graveolens sudah dibudidayakan sejak abad ke-15 di Eropa selatan. Sejak itu sudah dikenal sebagai obat atau jamu, selain juga untuk penyedap masakan. Bagian yang dimanfaatkan adalah daun dan batangnya yang berpenampang segi empat dan berrongga.
Ada dua jenis seledri, yaitu seledri kuning dan seledri hijau. Di Indonesia lebih banyak dijumpai seledri hijau. Seledri hijau ada dua macam, yaitu seledri Golden Crisp yang berukuran kecil yang lebih dikenal sebagai seledri lokal, dan Giant Pascal yang berukuran lebih besar yang banyak dijumpai di pasar swalayan besar.

Dalam satu batang seledri berukuran sedang setidaknya mengandung 16 mg kalsium, 11 mg fosfor, 0,1 mg zat besi, 50 mg yodium, 136 mg potasium, 110 I.U.vitamin A, sedikit vitamin B Kompleks, dan 4 mg vitamin C. Dalam penelitian lainnya ternyata juga ditemukan magnesium yang cukup besar, antara 27-32 mg setiap batangnya.

Selain untuk mengobati alergi, penyakit kulit dan peracunan pada darah, seledri juga cukup populer untuk mengobati tekanan darah tinggi. Untuk itu ambillah satu buah ketimun yang segar atau sekitar 1 ons dan dua batang seledri segar dan cuci bersih. Makanlah keduanya sebagai lalapan mentah. Bisa juga keduanya diblender dengan menambah sedikit air.

Sumber: kompasdotcom

Sunday, August 23, 2009

Trio Herba Cina Anti Flu Babi

Pemberitaan seputar swine flu influenza alias flu babi akhir-akhir ini kian menakutkan. Sudah banyak korban berjatuhan. Bila di sekitar Anda ada yang terindikasi terkena gangguan penyakit akibat virus H1N1 ini, tak ada salahnya mencoba ramuan Cina yang berasal dari kitab kuno Fang Gan Tang.

Swine influenza atau dikenal dengan nama flu babi adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus influenza H1 N1. Penyebaran penyakityang menakutkan ini bermula di Meksiko, dan kini sudah "melalang buana" ke seluruh penjuru dunia, seperti flu burung.

Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM&PL) Departemen Kesehatan RI, tanda-tanda klinis flu babi adalah demam lebih dari 39 derajat Celsius, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan. Selain itu, penderitanya juga merasa sesak napas atau napas cepat, mungkin disertai mual, muntah, dan diare. Cara penularan melalui udara dan juga kontak langsung, dengan masa inkubasi 3 sampai 5 hari.

Virus H1 N1 biasanya hanya menginfeksi hewan babi. Namun, virus tersebut mengalami mutasi clan strain genetiknya berubah, yang kemudian bisa tumbuh dan hidup dalam tubuh manusia. Selanjutnya virus ini dapat menyebar baik dari babi ke manusia maupun antar manusia. Ditambahkan oleh Dr. (TCM) Budi Sugiarto Widjaja dari klinik Beijing, Jakarta Barat, secara umum flu babi mirip influenza biasa.

Membuka Pori-pori
Dalam TCM (Traditional Chinese Medicine), penyakit yang disebabkan virus H1 N1 ini dapat diobati berdasarkan gejala yang ditimbulkan dan mempertimbangkan keseimbangan yin-yang dalam tubuh pasien.

"Departemen kesehatan Cina menetapkan metode khusus dalam pengobatan mengatasi serangan flu babi ini, yakni menurunkan panas, membuka pori-pori dengan obat yang bersifat pedas, serta menghilangkan kelembaban dalam tubuh yang bisa mengakibatkan mual dan diare," ujar dokter lulusan Universitas Beijing, Cina ini.

Meningkatkan chi pada permukaan kulit (Wei Qi) dapat memperbaiki kondisi dalam tubuh pasien yang lembab, serta mencegah kondisi badan yang rapuh terhadap patogen dari luar.

Berdasarkan kitab kuno Fang dan Tang, ada dua resep untuk mengobati jenis penyakit seperti flu babi ini. "Dalam resep kuno ini tertulis, ada beberapa ramuan utama yang dapat digunakan, yakni tanaman Huang Qin, Ge Gen, Huo Xiang. Huang Qin bersifat mencegah, lainnya untuk mengobati penderita yang positif menderita virus H1 N1," paparnya.

Membuang Lembab

Tanaman Huang Qin alias Astralagus membranaceus, yang digunakan adalah bagian batangnya. Tanaman ini sifatnya dingin dan rasanya pahit. Penggunaannya untuk menurunkan panas dan membuang lembab. Herba ini berpengaruh pada meridian organ paru-paru, lambung, empedu, dan usus besar.

Ge Gen, yang bernama Latin Pueraria spp, juga digunakan bagian batangnya. Sifatnya dingin, rasanya pedas campur manis. Cara kerja batang Ge Gen adalah membuka pori-pori, mengeluarkan patogen dari dalam tubuh, serta meningkatkan cairan.

Ge Gen biasa digunakan untuk meredakan diare. Bunganya digunakan seperti alkohol dan racun obat-obatan. Tanaman ini berpengaruh pada meridian organ limpadan lambung, juga baik digunakan untuk meredakan nyeri pada tengkuk.

Huo Xiang atau Agastache rugosa, yang diambil adalah bagian batang yang berada di atas tanah. Sifat dan rasanya agak hangat, berbau tajam. Berguna untuk menghilangkan lembab, menetralkan dehidrasi, menghilangkan rasa mual. Tanaman ini berpengaruh pada meridian organ pencernaan, lambung, dan paru-paru, tetapi dilarang digunakan bila perut terasa panas atau terjadi defisiensi panas.

Hindari Gorengan
Bila tengah mengonsumsi ketiga ramuan itu, penderita dilarang mengasup makanan berminyak alias gorengan, makanan santan, dan es, serta disarankan selalu menjaga kebersihan badan dan suhu tubuh. Bila diare, bisa diterapi dengan pemberian cairan oralit atau mengompres dengan air es.

Paket ramuan seharga Rp 25.000 ini bisa didapat di Klinik Beijing. "Tetapi, sebelum mengonsumsi ramuan tanaman obat Cina ini, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melihat sindrom dan sifat penyakitnya terlebih dahulu," ujar Dr. Budi.

Sumber : kompasdotcom